Selasa, 17 April 2012

PAPAN SEDERHANA

Proses pembelajaran di sekolah terutama pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan dapat pula menjadi ajang pengembangan kreativitas anak/siswa di dalam kehidupan sehari-hari, karena bukan hasil dari perkembangan motorik atau gerak saja. Dampak dari pembelajaran terutama pembelajaran pendidikan jasmani melalui aktifitas gerak akan mengarah pada tujuan pembelajaran pada umumnya. Seperti halnya dalam pembelajaran atletik materi ini akan tercapai:

  1. Dampak langsung atau tujuan utama (main effect) adalah dampak hasil dari pembelajaran yang terlihat dari siswa/murid melalui proses pembimbingan langsung oleh guru yang berupa skil/kemampuan perkembangan gerak/motorik, yang termasuk pula pada aspek psikomotor.
  2. Dampak pengiring atau tujuan penyerta dampak hasil dari pembelajaran pendidikan jasmani melalui aktifitas gerak dan permainan tanpa bimbingan langsung dari guru yang termasuk juga ke dalam aspek kognitif dan afektif, ini terlihat dari siswa diantaranya berupa:
    • Sikap disiplin
    • Tanggung jawab
    • Kerjasama antara teman
    • Menghargai sesama terutama akan kemampuan teman atau sikap apresiasi yang tinggi
    • Kemampuan menganalisa sesuatu
    • Rasa sosialisasi yang tinggi
    • Kemampuan berfikir yang meningkat
    • Mampu mengembangkan kemampuan dalam mengabil keputusan, dll.

Di semua negara, termasuk Indonesia, atletik dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah sekolah, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menegah Atas. Oleh karena itu, atletik diperkenalkan dan dikembangkan melalui melalui kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, maka maju mundurnya prestasi atletik sangat bergantung pada sejauh mana kualitas guru pendidikan jasmani menyampaikan materi pembelajaran atletik. Pada pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar, materi atletik disajikan tidak hanya berkaitan dengan atletik sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan atau dilombakan di Pekan Olahraga Nasional (PON), South East Asia Games (SEA Games), Asian Games, Olympic Games, atau kejuaraan lainnya.

Fenomena di atas harus benar benar diterapkan selama berlangsungnya kegiatan pernbelajaran atletik, sehingga jangan sampai terjadi pembelajaran atletik selalu dilaksanakan di dalam stadion yang memiliki fasilitas atletik. Dengan demikian, guru pendidikan jasmani perlu melakukan kreasi dan inovasi dalam pembelajaran atletik di sekolah masing masing. Dengan kegiatan pembelajaran atletik yang menarik niscaya murid akan berminat dan bergairah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran atletik.

Pendidikan jasmani sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional, memiliki peranan penting dengan ciri khusus dalam upaya peningkatan kebugaran dan keterampilan fisik peserta didik.Pembelajaran pendidikan jasmani melalui aspek-aspek yang ada di dalamnya hanyalah merupakan upaya penyemaian untuk menjadikan aktifitas jasmani sebagai pola hidup sehat dimana di dalamnya terkandung unsur kebugaran jasmani.

Pemilihan aspek-aspek pendidikan jasmani dan materi pokok pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan tentunya harus mempertimbangkan kondisi siswa, lingkungan sebagai daya dukung dan penghambat, serta prasyarat pembelajaran lain sehingga proses pembelajaran berlangsung aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Atletik sebagai materi pokok dengan berbagai nomornya dipandang memiliki keunggulan sebagai aktifitas yang menyenangkan karena dipergunakannya sebagai sarana dari lingkungan sebagai alat bantu pembelajaran. Mengingat potensi ini, tentunya sangat sayang jika tidak dikembangkan.

Pengembangan atletik sebagai materi pokok hendaknya mulai dari peningkatan kemampuan guru sebagai sumber informasi, fasilitator, dan katalisator pembelajaran dalam rangka pencapaian kompetensi-kompetensi yang harus dicapai oleh peserta pembelajaran. Peningkatan kemampuan guru dimulai dari memperkaya pengetahuan tentang berbagai nomor atletik yang mencakup pengetahuan umum dan tekhnik gerak, persiapan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, hingga penilaian.

Kita sadar bahwa model, metode pembelajaran atau ilmu kepelatihan, media selalu berubah seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, oleh karena itu hendaknya kita selalu terbuka untuk menerima dan mempelajari untuk kemudian diterapkan di sekolah sepanjang itu demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.

Kami membuat papan sederhana untuk melatih otot peserta didik. Penggunaan media tersebut spesial diciptakan untuk melakukan gerakan push-up dan sit-up. Dua hal tersebut dapat menggerakkan dan memperkuat otot-otot kaki, tangan, perut dan punggung.


By Hasan Munadi MIN Tanjunganom

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops